Muhammad Rasulullah Saw.
|
|
Lahir
|
sekitar 570/571 Masehi
Mekkah, Jazirah Arab (kini Arab Saudi) |
Meninggal
|
8 Juni, 632 (umur 63)
Madinah, Jazirah Arab (kini Arab Saudi) |
Nama panggilan
|
Al-Amin, As-Saadiq, Rasul Allāh dan Abu al-Qasim
|
Dikenal karena
|
Pembawa agama Islam
|
Agama
|
Islam
|
Pasangan
|
|
Orang tua
|
"Muhammad" secara bahasa berasal
dari akar kata semitik 'H-M-D' yang dalam bahasa Arab berarti "dia
yang terpuji". Selain itu di dalam salah satu ayat Al-Qur'an,
Muhammad dipanggil dengan nama "Ahmad" (أحمد), yang dalam bahasa Arab juga berarti
"terpuji".
Sebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua
julukan dari suku Quraisy
(suku terbesar di mekkah yang juga suku dari Muhammad) yaitu Al-Amin
yang artinya "orang yang dapat dipercaya" dan As-Saadiq
yang artinya "yang benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya
memanggilnya dengan gelar Rasul Allāh (رسول
الله), kemudian menambahkan kalimat Shalallaahu 'Alayhi Wasallam
(صلى الله عليه و سلم, yang berarti
"semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering
disingkat "S.A.W" atau "SAW") setelah namanya.
Muhammad juga mendapatkan julukan Abu
al-Qasim
yang berarti "bapak Qasim", karena Muhammad pernah memiliki anak
lelaki yang bernama Qasim, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia
dewasa.
Silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali
ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin
Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar
bin Ma`ad bin Adnan.
Adnan merupakan keturunan laki-laki ke tujuh dari Ismail
bin Ibrahim,
yaitu keturunan Sam bin
Nuh.
Muhammad lahir di hari Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun 571 Masehi (lebih dikenal
sebagai Tahun Gajah).
Lebih lengkap silsilahnya dari Muhammad hingga
Adam adalah, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay
bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr
(Quraisy) bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzayma bin Mudrikah bin Ilyas
bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin
Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim
bin Tarih
(Azar) bin Nahur
bin Saru’
bin Ra’u
bin Falikh
bin Aybir
bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam
bin Nuh
bin Lamikh
bin Mutusyalikh
bin Akhnukh
bin Yarda
bin Mahlil
bin Qinan
bin Yanish bin Syits bin Adam.
Nasab ini disebutkan oleh Muhammad bin Ishak bin
Yasar al-Madani di salah satu riwayatnya. Nasab Rasulullah sampai Adnan
disepakati oleh para ulama, sedangkan setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat.
Yang dimaksud Quraisy adalah putra Fihr bin Malik atau an-Nadhr bin Kinanah
Para penulis sirah (biografi)
Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir pada Tahun Gajah,
yaitu tahun 570 M,
yang merupakan tahun gagalnya Abrahah menyerang Mekkah. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian
Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling
terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu
pengetahuan. Ayahnya, Abdullah,
meninggal dalam perjalanan dagang di Madinah,
yang ketika itu bernama Yastrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan.
Ia meninggalkan harta lima
ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman
yang kemudian mengasuh Nabi.
Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib
(sekarang Madinah)
untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam
perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa' yang terletak
tidak jauh dari Yatsrib,
dan dikuburkan di sana.
Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh kakeknya, 'Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal,
ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala
kambing-kambingnya di sekitar Mekkah
dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Lebanon,
dan Palestina).
Hampir semua ahli hadits dan sejarawan
sepakat bahwa Muhammad lahir di bulan Rabiulawal,
kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan Syi'ah,
sesuai dengan arahan para Imam
yang merupakan keturunan langsung Muhammad, meyakini bahwa ia lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal;
sedangkan kalangan Sunni
percaya bahwa ia lahir pada hari Senin,
12 Rabiulawal
(2 Agustus
570 M).
Sebagaimana tercantum dalam Wikipedia, ada beberapa hal yang dapat kita
pelajari mengenai sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw, diantaranya:
1.
Kelahiran Nabi Muhammad
2. Berkenalan dengan Khadijah
3. Nabi Muhammad Memperoleh Gelar
4. Kerasulan Nabi Muhammad
5. Nabi Muhammad Mendapatkan Pengikut
6. Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah
7. Penaklukkan Mekah
8. Mukjizat Nabi Muhammad
9. Ciri-ciri dan Fisik Nabi Muhammad
10. Pernikahan Nabi Muhammad
11. Perbedaan Nabi Muhammad dengan Nabi dan Rasul Terdahulu
2. Berkenalan dengan Khadijah
3. Nabi Muhammad Memperoleh Gelar
4. Kerasulan Nabi Muhammad
5. Nabi Muhammad Mendapatkan Pengikut
6. Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah
7. Penaklukkan Mekah
8. Mukjizat Nabi Muhammad
9. Ciri-ciri dan Fisik Nabi Muhammad
10. Pernikahan Nabi Muhammad
11. Perbedaan Nabi Muhammad dengan Nabi dan Rasul Terdahulu
Sejarah Nabi Muhammad
1. Kelahiran Nabi Muhammad
Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir di Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah, meninggal dalam perjalanan dagang di Yatsrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.
Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir di Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah, meninggal dalam perjalanan dagang di Yatsrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.
Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya
ke Yatsrib (Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam
ayahnya. Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa
hari, Aminah meninggal dunia di Abwa’ yang terletak tidak jauh dari Yatsrib,
dan dikuburkan di sana.
Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh kakeknya, ‘Abd al-Muththalib.
Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah
ia diminta menggembala kambing-kambingnya disekitar Mekkah dan kerap menemani
pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Libanon dan Palestina).
Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Muhammad lahir di bulan
Rabiulawal, kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan
Syi’ah, sesuai dengan arahan para Imam yang merupakan keturunan langsung
Muhammad, menyatakan bahwa ia lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal; sedangkan
kalangan Sunni percaya bahwa ia lahir pada hari Senin, 12 Rabiulawal atau (2
Agustus 570M).
2. Berkenalan dengan Khadijah
Ketika Muhammad mencapai usia remaja dan
berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri
dan memanah,
begitupula dengan ilmu untuk menambah keterampilannya dalam berdagang.
Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan dan dianggap sebagai salah satu
pendapatan yang stabil. Muhammad sering menemani pamannya berdagang ke arah
Utara dan kabar tentang kejujuran dan sifatnya yang dapat dipercaya menyebar
luas dengan cepat, membuatnya banyak dipercaya sebagai agen penjual perantara
barang dagangan penduduk Mekkah.
Salah seseorang yang mendengar tentang kabar adanya
anak muda yang bersifat jujur dan dapat dipercaya dalam berdagang dengan adalah
seorang janda
yang bernama Khadijah.
Ia adalah seseorang yang memiliki status tinggi di kalangan suku Arab.
Sebagai seorang pedagang, ia juga sering mengirim barang dagangan ke berbagai
pelosok daerah di tanah Arab. Reputasi Muhammad membuat Khadijah
memercayakannya untuk mengatur barang dagangan Khadijah, Muhammad dijanjikan
olehnya akan dibayar dua kali lipat dan Khadijah sangat terkesan ketika
sekembalinya Muhammad membawakan hasil berdagang yang lebih dari biasanya.
Seiring waktu akhirnya Muhammad pun jatuh cinta
kepada Khadijah, mereka menikah pada saat Muhammad berusia 25 tahun. Saat itu
Khadijah telah berusia mendekati umur 40 tahun, namun ia masih memiliki
kecantikan yang dapat menawan Muhammad. Perbedaan umur yang jauh dan status
janda yang dimiliki oleh Khadijah tidak menjadi halangan bagi mereka, walaupun
pada saat itu suku Quraisy memiliki budaya
yang lebih menekankan kepada perkawinan dengan seorang gadis ketimbang janda.
Meskipun kekayaan mereka semakin bertambah, Muhammad tetap hidup sebagai orang
yang sederhana, ia lebih memilih untuk menggunakan hartanya untuk hal-hal yang
lebih penting.
3. Memperoleh gelar
Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia ikut bersama
kaum Quraisy dalam perbaikan Ka'bah. Pada saat pemimpin-pemimpin suku Quraisy
berdebat tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad,
Muhammad dapat menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan penyelesaian adil.
Saat itu ia dikenal di kalangan suku-suku Arab karena sifat-sifatnya yang
terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin
yang artinya "orang yang dapat dipercaya".
Diriwayatkan pula bahwa Muhammad adalah orang yang
percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan.
Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat tamak, angkuh dan
sombong yang lazim di kalangan bangsa Arab saat itu. Ia dikenal menyayangi
orang-orang miskin,
janda-janda tak mampu dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan
berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang sudah
membudaya di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain,
sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq yang berarti "yang
benar".
4. Kerasulan Nabi Muhammad
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira’ sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur dan beribadah disana dan sikapnya itu dianggap sangat bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut dan di sinilah ia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira’ sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur dan beribadah disana dan sikapnya itu dianggap sangat bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut dan di sinilah ia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Pada suatu malam sekitar tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611, ketika Muhammad
sedang bertafakur di Gua Hira’, Malaikat Jibril mendatanginya. Jibril
membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Ia diminta
membaca. Ia menjawab, “Saya tidak bisa membaca”. Jibril mengulangi tiga kali
meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Akhirnya, Jibril
berkata:
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar
manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq 96: 1-5)
Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu ia
berusia 40 tahun 6 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun kamariah (penanggalan
berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun
syamsiah (penanggalan berdasarkan matahari). Setelah pengalaman luar biasa di
Gua Hira tersebut, dengan rasa ketakutan dan cemas Muhammad pulang ke rumah dan
berseru pada Khadijah untuk menyelimutinya, karena ia merasakan suhu tubuhnya
panas dan dingin secara bergantian. Setelah hal itu lewat, ia menceritakan
pengalamannya kepada sang istri.
Untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendatangi saudara sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal, yang banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.
Untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendatangi saudara sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal, yang banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.
Wahyu turun kepadanya secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun.
Wahyu tersebut telah diturunkan menurut urutan yang diberikan Muhammad, dan
dikumpulkan dalam kitab bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al- Qur??n
(bacaan). Kebanyakan ayat-ayatnya mempunyai arti yang jelas, sedangkan
sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebagian
ayat-ayat adapula yang diterjemahkan oleh Muhammad sendiri melalui percakapan,
tindakan dan persetujuannya, yang terkenal dengan nama As-Sunnah. Al-Quran dan
As-Sunnah digabungkan bersama merupakan panduan dan cara hidup bagi “mereka
yang menyerahkan diri kepada Allah”, yaitu penganut agama Islam.
5. Nabi Muhammad Mendapatkan Pengikut
Selama tiga tahun pertama, Muhammad hanya menyebarkan agama terbatas kepada teman-teman dekat dan kerabatnya. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad adalah para anggota keluarganya serta golongan masyarakat awam, antara lain Khadijah, Ali, Zaid bin Haritsah dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammad mengumumkan secara terbuka agama Islam. Banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidah bin Harits, Amr bin Nufail masuk Islam dan bergabung membela Muhammad. Kesemua pemeluk Islam pertama itu disebut dengan As-Sabiqun al-Awwalun.
Selama tiga tahun pertama, Muhammad hanya menyebarkan agama terbatas kepada teman-teman dekat dan kerabatnya. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad adalah para anggota keluarganya serta golongan masyarakat awam, antara lain Khadijah, Ali, Zaid bin Haritsah dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammad mengumumkan secara terbuka agama Islam. Banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidah bin Harits, Amr bin Nufail masuk Islam dan bergabung membela Muhammad. Kesemua pemeluk Islam pertama itu disebut dengan As-Sabiqun al-Awwalun.
Akibat halangan dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah, sebagian orang Islam
disiksa, dianiaya, disingkirkan dan diasingkan. Penyiksaan yang dialami hampir
seluruh pengikutnya membuat lahirnya ide berhijrah (pindah) ke Habsyah. Negus,
raja Habsyah, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya dan
melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah. Muhammad sendiri, pada tahun
622 hijrah ke Madinah, kota yang berjarak sekitar 200 mil (320 km) di sebelah
Utara Mekkah.
6. Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah
Di Mekkah terdapat Ka’bah yang telah dibangun oleh Nabi Ibrahim. Masyarakat jahiliyah Arab dari berbagai suku berziarah ke Ka’bah dalam suatu kegiatan tahunan, dan mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan mereka dalam kunjungan tersebut. Muhammad mengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan seruannya ialah sekumpulan orang dari Yathrib (dikemudian hari berganti nama menjadi Madinah). Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi Islam, Rasulullah (Muhammad) dan orang-orang Islam Mekkah.
Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Mekkah. Mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yathrib. Muhammad akhirnya setuju untuk berhijrah ke kota itu.
Di Mekkah terdapat Ka’bah yang telah dibangun oleh Nabi Ibrahim. Masyarakat jahiliyah Arab dari berbagai suku berziarah ke Ka’bah dalam suatu kegiatan tahunan, dan mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan mereka dalam kunjungan tersebut. Muhammad mengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan seruannya ialah sekumpulan orang dari Yathrib (dikemudian hari berganti nama menjadi Madinah). Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi Islam, Rasulullah (Muhammad) dan orang-orang Islam Mekkah.
Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Mekkah. Mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yathrib. Muhammad akhirnya setuju untuk berhijrah ke kota itu.
Mengetahui bahwa banyak masyarakat Islam berniat meninggalkan Mekkah,
masyarakat jahiliyah Mekkah berusaha menghalang-halanginya, karena beranggapan
bahwa bila dibiarkan berhijrah ke Yathrib, orang-orang Islam akan mendapat
peluang untuk mengembangkan agama mereka ke daerah-daerah yang lain. Setelah
berlangsung selama kurang lebih dua bulan, masyarakat Islam dari Mekkah pada
akhirnya berhasil sampai dengan selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenal
sebagai Madinah atau “Madinatun Nabi” (kota
Nabi).
Di Madinah, pemerintahan (kalifah) Islam diwujudkan di bawah pimpinan
Muhammad. Umat Islam bebas beribadah (salat) dan bermasyarakat di Madinah.
Quraish Makkah yang mengetahui hal ini kemudian melancarkan beberapa serangan
ke Madinah, akan tetapi semuanya dapat diatasi oleh umat Islam. Satu perjanjian
damai kemudian dibuat dengan pihak Quraish. Walaupun demikian, perjanjian itu
kemudian diingkari oleh pihak Quraish dengan cara menyerang sekutu umat Islam.
7. Penaklukan Mekkah
Pada tahun ke-8 setelah berhijrah ke Madinah, Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan pasukan Islam sebanyak 10.000 orang. Penduduk Makkah yang khawatir kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat Muhammad kembali pada tahun berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ia kembali maka ia menaklukkan Mekkah secara damai. Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling Ka’bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan agama Islam di kota Mekkah.
Pada tahun ke-8 setelah berhijrah ke Madinah, Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan pasukan Islam sebanyak 10.000 orang. Penduduk Makkah yang khawatir kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat Muhammad kembali pada tahun berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ia kembali maka ia menaklukkan Mekkah secara damai. Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling Ka’bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan agama Islam di kota Mekkah.
8. Mukjizat Nabi Muhammad
Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat (pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suci ajaran samawi, kemudian dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa didalam kandungan, masa kecil dan remaja. Kemudian Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya.
Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat (pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suci ajaran samawi, kemudian dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa didalam kandungan, masa kecil dan remaja. Kemudian Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya.
Dalam syariat Islam, mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur’an, karena
pada masa itu bangsa Arab memiliki kebudayaan sastra yang cukup tinggi dan
Muhammad sendiri adalah orang yang buta huruf, yang diyakini oleh umat muslim
mustahil dikarang olehnya. Selain itu, Muhammad juga diyakini pula oleh umat
Islam pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah dan melakukan
Isra dan Mi’raj dalam waktu tidak sampai satu hari. Kemampuan lain yang
dimiliki Muhammad adalah kecerdasannya mengenai ilmu ketauhidan.
9. Fisik dan ciri-ciri Muhammad
Berikut adalah penggambaran sosok Muhammad dari salah satu istinya yaitu Aisyah, sepupunya Ali bin Abi Thalib, para sahabatnya, serta orang terakhir yang masih hidup yang kala itu sempat melihat sosoknya secara langsung, yaitu Abu Taufik.
Berikut adalah penggambaran sosok Muhammad dari salah satu istinya yaitu Aisyah, sepupunya Ali bin Abi Thalib, para sahabatnya, serta orang terakhir yang masih hidup yang kala itu sempat melihat sosoknya secara langsung, yaitu Abu Taufik.
Aisyah dan Ali bin Abi Thalib telah merincikan ciri-ciri fisik dan
penampilan keseharian Muhammad, di antaranya adalah rambut ikal berwarna
sedikit kemerahan, terurai hingga bahu. Kulitnya putih kemerah-merahan,
wajahnya cenderung bulat dengan sepasang matanya hitam dan bulu mata yang
panjang. Tidak berkumis dan berjanggut sepanjang sekepalan telapak tangannya.
Tulang kepala besar dan bahunya lebar. Tubuhnya tidak terlalu tinggi dan
tidak pula terlalu pendek, berpostur kekar sangat indah dan pas dikalangan
kaumnya. Bulu badannya halus memanjang dari pusar hingga dada. Jemari tangan
dan kaki tebal dan lentik memanjang.
Apabila berjalan cenderung cepat dan tidak pernah menancapkan kedua telapak
kakinya, beliau melangkah dengan cepat dan pasti. Apabila menoleh, ia
menolehkan wajah dan badannya secara bersamaan. Di antara kedua bahunya
terdapat tanda kenabian dan memang ia adalah penutup para nabi. Ia adalah orang
yang paling dermawan, paling berlapang dada, paling jujur ucapannya, paling
bertanggung jawab dan paling baik pergaulannya. Siapa saja yang bergaul
dengannya pasti akan menyukainya.
Setiap orang yang bertemu Muhammad pasti akan berkata, “Aku tidak pernah
melihat orang yang sepertinya, baik sebelum maupun sesudahnya.” Begitulah
Muhammad di mata khalayak, akhlaknya yang sangat mulia digambarkan dalam salah
satu ayat Al-Qur’an:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam: 4)
Dalam hadits riwayat Bukhari, Muhammad digambarkan sebagai orang yang berkulit putih dan berjenggot hitam dengan uban.
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam: 4)
Dalam hadits riwayat Bukhari, Muhammad digambarkan sebagai orang yang berkulit putih dan berjenggot hitam dengan uban.
Dalam satu hadits diterangkan mengenai corak fisik Muhammad, yaitu ia bertubuh
sedang, kulitnya berwarna cerah tidak terlalu putih dan tidak pula hitam.
Rambutnya berombak. Ketika Muhammad wafat uban yang tumbuh di rambut dan
janggutnya masih sedikit.
Anas juga mengatakan bahwa Muhammad memiliki tinggi sedang, tidak tinggi
sekali ataupun pendek, tegap. Bila ia berjalan sangat gesit dengan tubuh
condong sedikit kedepan.
Bara’a bin Aazib mengatakan bahwa Muhammad memiliki tinggi yang sedang,
dengan tulang pundak bidang. Rambutnya cukup tebal, panjang sampai batas
telinga.
Ali bin Abi Thalib meriwayatkan bahwa Muhammad tidaklah tinggi dan juga
pendek. Telapak tangan dan kaki beliau padat berisi. Ia memiliki kepala yang
agak besar dan kuat. Bulu-bulu halus tumbuh di dadanya dan terus kebawah sampai
pusar. Jika berjalan, melangkahnya seolah-olah seperti turun (meloncat) dari
suatu ketinggian. Ditambahkan pula bahwa Ali belum pernah melihat orang
sepertinya di antara sahabatnya sesudah wwafatnya Muhammad.
Ali menambahkan bahwa Muhammad memiliki rambut lurus sedikit berombak. Tidak
gemuk dan tidak terlalu besar, berperawak baik dan tegak. Warna kulit cerah,
matanya hitam dengan bulu mata yang panjang. Persendian tulang yang kuat dada,
tangan dan kakinya kekar. Tidak memiliki bulu yang tebal tetapi hanya tipis
dari dada sampai pusarnya. Jika berbicara dengan seseorang, maka ia akan
menghadapkan wajahnya keorang tersebut dengan penuh perhatian. Diantara bahunya
ada tanda kenabian. Muhammad orang yan baik hatinya dan paling jujur, orang
yang paling dirindukan dan sebaik-baiknya keturunan. Siapa saja yang mendekati
dan bergaul dengannya maka akan langsung merasa terhormat, khidmat, menghargai
dan mencintainya.
Hind bin Abi Halah mendapat cerita dari Hasan bin Ali mengatakan bahwa
Muhammad memiliki pribadi mulia dan sangat agung jika orang melihatnya.
Wajahnya bercahaya seperti bulan purnama. Ia sedikit lebih tinggi dari
rata-rata orang tapi lebih pendek dari orang yang jangkung. Kepalanya lebih
besar dari rata-rata orang dan rambutnya agak keriting (berombak) agak panjang
hingga mencapai kuping dan dibelah tengah. Kulit berwarna cerah dahinya agak
lebar. Alis matanya melengkung hitam dan tebal, di antara alisnya nampak urat
darah halus yang berdenyut bila sedang emosi.
Hidungnya agak melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta tampak
agak menonjol jika pertama kali melihatnya padahal sebenarnya tidak. Berjanggut
tipit tapi penuh rata sampai pipi. Mulutnya sedang, giginya putih cemerlang dan
agak renggang. Pundaknya bagus dan kokoh, seperti dicor perak. Anggota tubuh
lainnya normal dan proporsional. Dada dan pinggangnya seimbang dengan
ukurannya. Tulang belikatnya cukup lebar, bagian-bagian tubuhnya tidak tertutup
bulu lebat, bersih dan bercahaya. Kecuali bulu halus yang tumbuh dari dada
hingga pusar.
Lengan dan dada bagian atas berbulu. Pergelangan tangannya cukup panjang,
telapak tangannya agak lebar serta tangan dan kakinya berisi, jari-jari tangan
dan kaki cukup langsing. Jika berjalan agak condong kedepan melangkah dengan
anggun serta berjalan dengan cepat dan sering melihat kebawah dari pada keatas.
Jika berhadapan dengan orang maka ia memandang orang itu dengan penuh perhatian
dan tidak pernah melototi seseorang dan pandangannya menyejukkan. Selalu
berjalan agak dibelakang, terutama jika saat melakukan perjalanan jarak jauh
dan ia selalu menyapa orang lain terlebih dahulu.
Dari kisah Jabir bin Samurah meriwayatkan bahwa Muhammad memiliki mulut yang
agak lebar, di matanya terlihat juga garis-garis merahnya, serta tumitnya
langsing. Jabir (ra) juga meriwayatkan bahwa ia berkesempatan melihat Muhammad
di bawah sinar rembulan, ia juga memperhatikan pula rembulan tersebut, baginya
Muhammad lebih indah dari rembulan tersebut.
Abu Ishaq mengemukakan bahwa, Bara’a bin Aazib pernah berkata, bahwa rona
Muhammad lebih mirip purnama yang cerah.
Abu Hurairah mengatakan bahwa Muhammad sangatlah rupawan, seperti dibentuk
dari perak. Rambutnya cenderung berombak dan Abu Hurairah belum pernah melihat
orang yang lebih baik dari dan lebih tampan dari Muhammad, rona mukanya
secemerlang matahari dan tidak pernah melihat orang yang secepatnya.
Seolah-olah tanah digulung oleh langkah-langkah Muhammad jika sedang berjalan.
Dikatakan jika Abu Hurairah dan yang lainnya berusaha mengimbangi jalannya
Muhammad dan nampak ia seperti berjalan santai saja.
Jabir bin Abdullah mengatakan, Muhammad pernah bersabda bahwa ia pernah
menyaksikan gambaran tentang para nabi. Diantaranya adalah Musa berperawakan
langsing seperti orang-orang dari Suku Shannah, dan melihat Isa yang mirip
salah seorang sahabatnya yang bernama Urwah bin Mas’ud dan ketika melihat
Ibrahim dikatakan sangat mirip dengan dirinya sendiri (Muhammad), kemudian
Muhammad juga mengatakan bahwa ia pernah melihat Malaikat Jibril yang mirip
dengan Dehya Kalbi.[24]
Said al Jahiri mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Taufik berkata bahwa pada saat ini tidak ada lagi yang masih hidup orang yang pernah melihat secara langsung Muhammad kecuali dirinya sendiri dan Muhammad memiliki roman muka sangat cerah dan perawakanna sangat baik.
Said al Jahiri mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Taufik berkata bahwa pada saat ini tidak ada lagi yang masih hidup orang yang pernah melihat secara langsung Muhammad kecuali dirinya sendiri dan Muhammad memiliki roman muka sangat cerah dan perawakanna sangat baik.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa gigi depan Muhammad agak renggang tidak terlalu
rapat dan jika bericara nampak putih berkilau.
10. Pernikahan Nabi Muhammad
Selama hidupnya Muhammad menikahi 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat. Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia, sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.
Selama hidupnya Muhammad menikahi 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat. Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia, sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.
Sepeninggal Khadijah, Muhammad disarankan oleh Khawla binti Hakim, bahwa
sebaiknya ia menikahi Sawda binti Zama
(seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar, dimana Muhammad akhirnya menikahi
keduanya. Kemudian setelah itu Muhammad tercatat menikahi beberapa wanita lagi
sehingga mencapai total sebelas orang, dimana sembilan di antaranya masih hidup
sepeninggal Muhammad.
Para ahli sejarah antara lain Watt dan
Esposito berpendapat bahwa sebagian besar perkawinan itu dimaksudkan untuk
memperkuat ikatan politik (sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan
penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih susah untuk menikah karena
budaya yang menekankan perkawinan dengan perawan).
11. Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu
Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad diutus Allah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia (QS. 34 : 28), sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing (QS 10:47, 23:44) seperti halnya Nabi Musa yang diutus Allah kepada kaum Bani Israil.
Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad diutus Allah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia (QS. 34 : 28), sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing (QS 10:47, 23:44) seperti halnya Nabi Musa yang diutus Allah kepada kaum Bani Israil.
Sedangkan persamaannya dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah sama-sama
mengajarkan Tauhid, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah atau
diibadahi itu hanyalah Allah (QS 21:25).
Referensi
2.
^ berbagai nama Muhammad dalam
bahasa Prancis: "Mahon,
Mahomés, Mahun, Mahum, Mahumet"; dalam bahasa Jerman: "Machmet";
dan dalam bahasa Islandia kuno: "Maúmet" cf Muhammad, Encyclopedia
of Islam
4.
^ The sources frequently say
that, in his youth, he was called by the nickname "Al-Amin" meaning
"Honest, Truthful" cf. Ernst (2004), p. 85.
5.
^ Elizabeth Goldman (1995), p. 63
6.
^ Hart, Michael. 2007. 100
Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Masa. Batam: Karisma Publising Group.
7.
^ Surah As-Saff
(QS 61:6)
8.
^ Dari Anas bin Malik, ia
berkata, "Seseorang memanggil rekannya di perkuburan Baqi' dengan berseru,
'Hai Abul Qasim!' Rasulullah saw. menoleh kepadanya. Ia berkata, 'Wahai
Rasulullah, bukan engkau yang aku maksud. Namun, aku memanggil si Fulan.' Maka
Rasulullah saw. berkata, 'Pakailah namaku tapi jangan pakai kuniyahku',"
(Hadits riwayat Bukhari no. 3537 dan Muslim no. 2131).
9.
^ a
b
Lings, Martin. Muhammad: Kisah Hidup Nabi
berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Penerbit Serambi, 2002. ISBN 979-3335-16-5
10.
^ a
b
c
Subhani, Ja'far. Ar-Risalah: Sejarah Kehidupan
Rasulullah SAW. Jakarta: Penerbit Lentera, 2002. ISBN 979-8880-13-7
11.
^ Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hâsyim bin 'Abd al-Manâf bin Qushay
bin Kilab bin Murrah bin Ka'b.
12.
^ "Sudah jelas aku melihat
Rasulallah mencat rambutnya dengan henna dan itulah sebabnya akupun mencat
rambutku dengan henna." (Hadits riwayat Imam Bukhari,
vol.I no.167, vol.IV no.747 dan vol.VIII no.785).
13.
^ Ali bin Abi Thalib, ia berkata,
"Rasulullah memiliki jari jemari tangan dan kaki yang tebal dan lentik
memanjang." (HR. Ahmad, Al-Mizzi dalam Tandzib Al-Kamal, dan Ibnu Sa'ad)
14.
^ Ali bin Abi Thalib (ra)
meriwayatkan: "Rasulullah (saw) tidaklah tinggi; juga tidak pendek.
Telapak tangan dan kaki beliau padat berisi. Beliau memiliki kepala yang agak
besar dan kuat. Bulu-bulu halus tumbuh di dada beliau dan terus kebawah sampai
pusar. Jika beliau berjalan, melangkahnya seolah-olah seperti turun (meloncat)
dari suatu ketinggian. Saya belum pernah melihat beliau di antara
sahabat-sahabatnya, dan dari antara orang-orang yang datang sesudah (wafatnya)
beliau. (Riwayat dari Ali bin Abi Thalib).
15.
^ Dikisahkan oleh Ismail bin Abi Khalid,
"Aku mendengar Abu Juhaifa berkata,
"Aku melihat sang Nabi dan Al-Hasan bin Ali tampak mirip dia. "Aku
berkata pada Abu Juhaifa, "Coba gambarkan sosok nabi padaku." Dia
berkata, "Dia berkulit putih dan jenggotnya hitam dengan uban putih. Dia
berjanji membei kami 13 ekor unta betina, tapu dia terlanjur mati terlebih
dahulu sebelum kami menerimanya." Hadits riwayat Imam Bukhari,
vol.IV no.744.
16.
^ Anas bin Malik meriwayatkan:
"Rasulullah saw. bertubuh sedang, bercorak kulit cerah, tidak putih sekali
namun tidak pula hitam benar. Rambut beliau dapat dikatakan lurus dan agak berombak.
Allah Ta’ala mengangkat beliau sebagai Nabi ketika berusia empat puluh tahun.
Sesudah itu beliau sempat tinggal di Mekah selama tiga belas tahun. Lalu di
Madinah selama sepuluh tahun. Allah memanggil beliau ke hadirat-Nya pada umur
enam puluh tiga tahun. Saat itu baru sedikit saja uban yang tumbuh di rambut
dan janggut beliau." (Diriwayatkan oleh Anas bin Malik).
17.
^ Ali bin Abi Thalib (ra) juga
meriwayatkan: Rambut Rasulullah lurus dan sedikit berombak. Beliau tidak
berperawakan gemuk dan tidak pula tampak terlalu berat, beliau berperawakan
baik dan tegak. Warna kulit beliau cerah, mata beliau hitam dengan bulu mata
yang panjang. Sendi-sendi tulang beliau kuat dan dada beliau cukup kekar,
demikian pula tangan dan kaki beliau. Badan beliau tidak berbulu tebal, tapi
hanya bulu-bulu tipis dari dada ke bawah sampai di pusar beliau. Jika beliau
sedang berhadapan dengan seseorang, maka beliau akan mengarahkan wajah beliau
ke orang tersebut (penuh perhatian). Di antara tulang belikat beliau “tanda”
kenabian beliau. Beliau adalah orang yang paling baik hati, orang yang paling
jujur, orang yang paling dirindukan dan sebaik-baik keturunan. Siapa saja yang
mendekati beliau akan langsung merasa hormat dan khidmat. Dan siapa yang
bergaul dengan beliau akan langsung menghargai dan mencintainya. Saya belum
pernah melihat orang lain seperti beliau. (Riwayat dari Ali bin Abi Thalib).
18.
^ Hind bin Abi Halah (ra)
menceritakan sebagai berikut: "Rasulullah (saw) memiliki pribadi mulia dan
diakui sangat agung dalam pandangan orang yang melihatnya. Wajah beliau
bercahaya seterang bulan purnama. Beliau sedikit lebih tinggi dari rata-rata kami
tapi lebih pendek dari orang yang jangkung. Kepala beliau lebih besar dari
rata-rata, dan rambut beliau agak keriting (berombak). Jika dapat dikuakan
(dibelah), maka beliau kuakan, Jika tidak dapat maka beliau biarkan saja. Saat
rambut beliau agak panjang, akan mencapai kuping telinga beliau. Kulit beliau
berwarna cerah dan dahi beliau lebar. Alis mata beliau lengkung hitam dan
tebal, di antara alisnya nampak urat darah halus yang berdenyut bila beliau
emosi atau bergairah. Hidung beliau agak melengkung dan mengkilap jika terkena
cahaya serta tampak agak menonjol jika kita pertama kali melihatnya, padahal
tidak demikian sebenarnya. Beliau berjanggut tipis tapi penuh rata sampai di
pipi. Mulut beliau sedang, gigi beliau putih cemerlang dan agak renggang. Pundak
beliau bagus dan terpasang kokoh, seperti di cor dengan perak. Anggota tubuh
beliau yang lain serba normal dan proporsional. Dada dan pinggang beliau
seimbang ukurannya. Daerah di sekitar tulang belikat beliau cukup lebar, dan
terpasang dengan baik. Bagian-bagian tubuh beliau yang tidak tertutup bulu
lebat satupun nampak bersih dan bercahaya. Kecuali bulu-bulu halus yang tumbuh
dari dada dan tumbuh sampai ke pusar. Lengan dan dada bagian atas beliau
berbulu. Pergelangan tangan beliau cukup panjang, telapak tangan beliau agak
lebar serta baik telapak tangan maupun kaki beliau padat berisi, jari-jari
tangan dan kaki beliau cukup langsing. Telapak kaki beliau cukup lengkungannya
dan atasnya halus serta bagus bentuknya, sehingga saat beliau mencucinya, maka
air akan meluncur dengan cepat ke bawah. Jika beliau berjalan, beliau melangkah
dengan posisi badan agak condong ke depan, tapi beliau melangkah dengan anggun.
Langkah beliau panjang dan cepat serta terlihat seperti turun (loncat) dari
suatu ketinggian. Jika beliau sedang berhadapan dengan seseorang, maka beliau
memandang orang itu dengan penuh perhatian. Pandangan beliau selalu ditundukkan
sesuai aturan (dalam Alquran), dan lebih sering melihat ke bawah dari pada ke
atas. Beliau tidak pernah memelototi seseorang, pandangan mata beliau selalu
menyejukkan. Beliau juga selalu berjalan agak di belakang, terutama saat
melakukan perjalanan jauh dan beliau selalu lebih dulu menyapa orang yang
ditemuinya di jalan." (Hind bin Abi Halah (ra) telah diceritakan oleh Hasan
bin Ali).
19.
^ Rasulullah (saw) memiliki mulut
yang agak lebar, di mata beliau terlihat juga garis-garis merahnya. Dan tumit
beliau langsing. Saya berkesempatan melihat Rasulullah (saw) di bawah sinar
rembulan, san (saya) perhatikan pula rembulan tersebut, bagi saya beliau lebih
indah dari rembulan tersebut." (Diriwayatkan Jabir bin Samurah)
20.
^ “Apakah rona wajah Rasulullah
(saw) cemerlang seperti pedang yang mengkilap?” Ia menjawab “Tidak! tapi lebih
mirip dengan purnama yang cerah.” (Diriwayatkan oleh Abu Ishaq dari Bara’a bin
Aazib).
21.
^ Abu Hurairah (ra) mengemukakan:
"Rasulullah begitu rupawan, seperti beliau dibentuk dari perak. Rambut
beliau cenderung berombak. Abu Hurairah (ra) juga meriwayatkan: Saya belum
pernah melihat orang yang lebih baik dan lebih tampan dari Rasulullah (saw); roman
mukanya secemerlang matahari, juga tidak pernah melihat orang yang secepat
beliau. Seolah-olah bumi ini digulung oleh langkah-langkah beliau ketika sedang
berjalan. Walaupun kami berusaha untuk mengimbangi jalan beliau, tapi beliau
tampaknya seperti berjalan santai saja." (Diriwayatkan oleh Abu Hurairah).
22.
^ Jabir bin Abdullah (ra)
Rasulullah (saw) pernah bersabda: Aku menyaksikan pemandangan (rohani) tentang
para nabi. Di antaranya, Musa (as). Beliau (Musa as) berperawakan langsing
seperti orang-orang dari suku Shannah; dan aku menyaksikan Isa ibnu Maryam (as)
yang mirip dari antara orang yang pernah saya lihat, yaitu Urwah bin Mas’ud
(ra) dan aku melihat Ibrahim (as), beliau sangat mirip dengan sahabatmu ini
(maksudnya diri beliau sendiri), saya juga melihat malaikat Jibril yang mirip
dengan Dehya Kalbi.” (Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah).
23.
^ Said al Jahiri: “Sekarang ini
tidak ada lagi yang tinggal (masih hidup) yang pernah melihat diri Rasulullah,
kecuali saya.” Maka saya (Said ra) berkata padanya: “Gambarkanlah kepadaku.” Ia
menjawab, “Rasulullah (saw) itu roman mukanya sangat cerah dan perawakannya
sangat baik. (Diriwayatkan oleh Said al Jahiri meriwayatkan dari kisah Abu
Taufik).
24.
^ Ibnu Abbas mengatakan:
"Gigi depan Rasulullah (saw) agak renggang (tidak terlalu rapat) dan jika
beliau berbicara tampak putih berkilau." (Diriwaayatkan oleh Ibnu Abbas).
25.
^ Wajah Rasulullah saw, Dr. Sir.
M. Zafrullah Khan, arista, April 1996 hal. 1-5
26.
^ Esposito, John (1998). Islam:
The Straight Path. Oxford University Press. ISBN 0-19-511233-4.
p.18
27.
^ Bullough, Vern; Brenda Shelton,
Sarah Slavin (1998). The Subordinated Sex: A History of Attitudes Toward
Women. University of Georgia Press. ISBN 978-0-8203-2369-5.
p.119
28.
^ Reeves, Minou (2003). Muhammad
in Europe: A Thousand Years of Western Myth-Making. NYU Press. ISBN
978-0-8147-7564-6. p.46
29.
^ Watt, M. Aisha bint Abi Bakr. Article at
Encyclopaedia of Islam Online. Ed. P.J. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth,
E. van Donzel, W.P. Heinrichs. Brill Academic Publishers. ISSN 1573-3912. pp.
16-18
30.
^ (QS. 34 : 28)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar